Pada awalnya rasanya deg-degan banget, walaupun aku sudah beberapa kali bertemu dengan bapak RT, orangtuaku juga lumayan kenal baik dengan pak RT. Hari sebelum kami datang kami sudah membuat janji dulu, awalnya kami sempat bingung menentukan waktu, tapi akhirnya terselesaikan juga.
Di waktu yang sudah ditetukan, kami pun datang ke rumah pak RT dengan jalan kaki saja sambil membawa daftar pertanyaan. Ini adalah daftar pertanyaanku:
Sesampainya disana aku langsung mewanwancarai bapak RT, mama sengaja pasif supaya aku mau tidak mau bertanya juga. Awalnya aku enggak terlalu suka karena mama tidak membantuku, tapi sekarang malah berkebalikan hehehe......
Sewaktu singgah di rumah pak RT aku menemukan hal yang menarik, yaitu ternyata kakeknya pak RT dulu adalah seorang pejuang TNI. Beliau dianugerahi piagam penghargaan, yang sekarang ini dipajang di ruang tamu rumah cucunya. Keren banget!
Selepas wawancara kami berfoto bersama dan meminta cap RT.
Keesokan harinya aku dan adikku menulis dalam sebuah buku jurnal. Berikut ini foto-foto dan jurnalku:
Pengalaman ini sangat menarik dan asyik, aku juga merasakan langsung dampaknya, bahwa ternyata bertanya itu bukan suatu paksaan tapi menyenangkan.